Sabtu, 16 Februari 2013

Kalam

Kalam adalah lafadz yang sudah mufidz , murokab dan wadho'.
mufidz  : tersusun dari dua kalimat atau lebih.
murokab : memberi kefahaman. ex: ada mubtada', ada khobar ; ada fi'il, ada fa'il; ada syarat, ada jawab.
wadho: ada dua pendapat: 1. di ucapkan dengan bahasa arab
                                         2. berbahasa arab

Isim Ma'rifat dan Nakirh

PENGERTIAN NAKIROH DAN MA’RIFAT
    Nakirah adalah Isim yang dapat menerima AL pemberi bekas ma’rifat, atau Isim yang menempati tempatnya Isim tersebut (dapat menerima AL Ma’rifat).selain tersebut (pengertian Isim Nakirah) dinamaka Ma’rifat, yaitu seperti هم (Isim Dhomir), ذي (Isim Isyaroh), هند (Isim Alam), ابني (Isim Mudhof), الغلام (Isim yg ada AL ma’rifatnya) dan الذي (Isim Maushul).

ISIM DHOMIR / KATA GANTI (BAGIAN ISIM MA’RIFAT YG PERTAMA)
         Setiap Isim yang menunjukkan arti ghaib dan hadir seperti contoh: انت dan هم , maka namakanlah! Isim Dhomir.

ISIM DHAMIR MUTTASHIL
        Dhomir yg berstatus Muttashil adalah Isim Dhomir yang tidak bisa dijadikan permulaan dan tidak boleh mengiringi إلا selama masih bisa memilih demikian.
        Seperti Ya’ dan Kaf dari contoh lafadz: ابْني أكْرَمَكْ (Ya’ Mutakallim dan Kaf Mukhothob), dan seperti Ya’ dan Ha’ dari contoh lafadz: سَلِيْهِ مَا مَلَكْ (Ya’ Mukhotobah dan Ha’ Ghoib)
       Semua Dhomir wajib Mabni. Lafadz Dhomir yang dijarrkan, sama bentuknya dengan lafadz Dhomir yang dinashobkan.
       Dhomir Muttashil نا mencocoki semua bentuknya dalam mahal Rofa’, Nashob, dan Jarrnya. Seperti contoh lafadz: اعْرِفْ بِنَا فَإِنَّنَا نِلْنَا الْمِنَحْ ( ket. بنا = Mahal Jarr, فَإِنَّنَا = Mahal nashab, نِلْنَا = Mahal rofa’)
Alif, Wau dan Nun, termasuk Dhomir Muttashil untuk Ghoib juga Hadhir. Seperti contoh: قَامَا (Alif Dhomir Muttashil Ghoibain, artinya: “mereka berdua telah berdiri”) dan contoh: اعْلَمَا (Alif Dhomir Muttashil Mukhothobain, artinya: “ketahuilah kalian berdua!”).

ISIM DOMIR YANG MUSTATIR
          Dhomir yang harus disimpan (Dhomir Mustatir) ada pada sebagian dhomir Rofa’, seperti pada contoh: افْعَلْ أوَافِقْ نَغتَبِطْ إذْ تُشْكرُ (ket: افْعَلْ = Fi’il ‘Amar untuk satu mukhotob, taqdirannya انت . dan  أوَافِقْ = Fi’il Mudhori’ untuk satu Mutakallim, taqdirannya انا. dan نَغتَبِطْ = Fi’il Mudhori’ untuk Mutakallim Ma’al Ghair, taqdirannya نحن . dan تُشْكرُ = Fi’il Mudhori’ untuk satu Mukhotob, taqdirannya انت.)

ISIM DHOMIR MUNFASHIL

          Dhomir Rofa’ dan Munfashil, yaitu أَنَا, هُوْ, أَنْتَ dan cabang-cabangnya yg tidak ada kemiripan.
Dhomir Nashob yang dibuat untuk Munfashil, yaitu إيَّايَ dan cabang-cabangnya yg jelas tidak ada keisykalan.

PENGGUNAAN BENTUK DHOMIR
         Dalam keadaan bisa memilih, tidak boleh mendatangkan Dhomir Munfashil jika masih memungkinkan untuk mendatangkan Dhomir Muttashil.
Muttashil-kanlah atau Munfashil-kanlah..! (boleh memilih) untuk Dhomir Ha’ pada contoh lafadz سَلْنِيْهِ dan lafadz yang serupanya. Adapun perbedaan Ulama bernisbatkan kepada lafadz كُنْتُهُ.
Seperti itu juga, yaitu lafadz خِلْتَنِيْهِ , aku memilih menggunakan Dhomir Muttashil, selainku memilih menggunakan Dhomir Munfashil..
         Dahulukanlah! Dhomir yang lebih khusus, di dalam penggunaan Dhomir Muttashil. Dan dahulukanlah Dhomir mana saja terserah kamu suka, di dalam penggunaan Dhomir Munfashil.
Gunakanlah! Dhomir Munfashil untuk perkumpulan Dhomir-Dhomir yg setingkat. Dan terkadang diperbolehkan penggunaan Dhamir Muttashil untuk perkumpulan Dhomir-Dhomir ghoib yg setingkat.

NUN WIQOYAH PEMISAH DHOMIR YA’ MUTAKALLIM dg KALIMAT FI’IL
          Sebelum Ya’ Mutakallim yang menyertai Kalimat Fi’il, ditetapkan (untuk dipasang) Nun Wiqoyah (nun pelindung). Sedangkan لَيْسِي sungguh ada yang menadzomkan seperti itu.

NUN WIQOYAH PEMISAH DHOMIR YA’ MUTAKALLIM dg KALIMAT HURUF
       Contoh Lafadz seperti ليْتَنيِ (dgn Nun Wiqoyah) Sering dipakai, sedangkan Lafadz لَيْتي (tanpa Nun Wiqoyah) jarang digunakan. Dan perbalikkanlah Hukunya untuk lafadz yang menyertai لَعَلَّ. Dan jadilah kamu orang yang disuruh memilih!. 
       Untuk sisa Kalimat Huruf lainnya (saudara لَيْت dan لَعَلَّ ). Dan karena alasan Darurat syi’ir, sebagian orang-orang dulu mentakhfifkan (tanpa tasydid/Nun wiqoyah) pada lafadz مِنِّي dan عَنِّي .
       Untuk lafadz لَدُنِّي (dgn Nun Wiqoyah), jarang menggunakan lafadz لَدُنِي (tanpa Nun Wiqoyah). Dan untuk Lafadz قَدْنِي dan قَطْنِي dengan membuang (Nun Wiqoyah) terkadang terpenuhi.

       

Tanda Tanda Kalimat Huruf

والحرف ما لا يصلح معه دليل الاسم ولا دليل الفعل

Huruf adalah kata yang tidak ada tanda isim dan fi'il.

Tanda Tanda Kalimat Fi'il


Fi'il (kata kerja) dapat diketahui dengan qad, sin, sawfa, tak ta'nits yang sukun.

TANDA-TANDA KALIMAT ISIM

فالاسم يعرف: بالخفض، والتنوين، ودخول الألف واللام، وحروف الخفض
FAL-ISMU YU’ROFU: BIL-KHAFDHI, WAT-TANWIINI, WA DUKHUULIL-AALIFI WAL-LAAMI, WA HURUUFIL-KHAFDHI
Kalimat Isim dapat diketahui dengan (tanda-tandanya) 1. Khofadh, 2. Tanwin 3. Masuknya AL 4. Masuknya Huruf Jar/Khofadh.
Tanda bahwa Kalimat tsb adalah Kalimat Isim sehingga dapat dibedakan dengan kalimat yg lain (Fi’il dan Huruf) adalah dengan mengetahui empat tanda-tandanya sebagai berikut :
Tanda Isim yg pertama, KHOFADH/JAR, contoh :
مررت بزيد
MARORTU BI ZAIDIN = aku berpapasan dengan Zaid
Lafazh ZAIDIN dikhofadhkan oleh huruf jar.
غلام زيد
GHULAAMU ZAIDIN = Pemudanya Zaid
Lafazh ZAIDIN dikhofahkan oleh Ghulaamu susunan idhofah.
Tanda Isim yg kedua, TANWIN, contoh :
مررت بزيد
MARORTU BI ZAIDIN = aku berpapasan dengan Zaid
Lafazh ZAIDIN dikhofadhkan oleh huruf jar.
زيدٌ، ورجلٌ
ZAIDUN WA ROJULUN = Zaid dan Seorang Pria
Lafazh ZAIDUN dan ROJULUN disebut kalimat Isim karena ada tanda TANWIN padanya.
Tanda Isim yg ketiga, MASUKNYA AL, contoh :
الرجل والغلام
AR-ROJULU WA AL-GHULAAMU = Seorang Pria dan Seorang Pemuda
Lafazh AR-ROJULU dan AL-GHULAAMU disebut kalimat Isim karena tanda dimasuki AL padanya.
Tanda Isim yg keempat, dimasuki HURUF KHOFADH/JAR, contoh :
مررت بزيد
MARORTU BI ZAIDIN = aku berpapasan dengan Zaid
Lafazh ZAIDIN disebut kalimat ISIM karena dimasuki oleh huruf Khofadh (kalimat huruf amil khofad/jar)

Tanda-tanda irob Rofa'


I'rab rafa' mempunyai empat tanda, yaitu: dhammah, wawu, alif dan nun.
Maksudnya: Alamat (tanda) i'rab rafa' ada empat macam, yaitu sebagai berikut:
1. Dhammah, menjadi alamat pokok (tanda asli) i'rab rafa', contoh:
= Zaid telah datang;
= Hindun seorang Juru tulis.
2. Wawu, sebagai pengganti dhammah, contoh:
= Zaid-zaid itu berdiri;
= orang-orang yang saleh itu mendapat keberuntungan.
3. Alif, sebagai pengganti dhammah, contoh:
= dua Zaid itu berdiri.
4. Nun, sebagai pengganti dhammah, contoh:
= mereka berdua sedang melakukan (sesuatu);
= kamu berdua sedang melakukan (sesuatu);
= mereka sedang melakukan (sesuatu);
= kalian sedang melakukan (sesuatu);
= kamu (seorang perempuan) sedang melakukan sesuatu.
Kata nazhim:

I'rab rafa' mempunyai empat alamat, yaitu dhammah, wawu, alif, demikian pula nun tsabit (tetap) yang tidak dihilangkan.
Lafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai dhammah

Dhammah menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada empat tempat, yaitu pada isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi'il mudhari' yang pada hurut akhirnya tidak bertemu dengan salah satu pun (dari alif tatsniyah, wawu jamak, atau ya muannats mukhathabah).
Maksudnya: Dhammah menjadi tanda bagi i'rab rafa' berada pada empat tempat, yaitu pada:
1. Isim mufrad, seperti dalam contoh:
= ilmu itu cahaya;
= kitab itu berisi ilmu;
= Zaid berdiri.
2. Jamak taksir, seperti dalam contoh:
= kitab-kitab itu berisi ilmu;
= Zaid-Zaid itu berdiri.
3. Jamak muannats salim, seperti dalam contoh:
= Hindun-Hindun itu berdiri;
= Wanita-wanita muslim itu menuntut ilmu.
4. Fi'il mudhari' yang pada huruf akhirnya tidak bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, contoh:
= dia mengetahui;
= dia memukul.
Ta'rif atau definisi isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi'il mudhari':
1. Isim mufrad, ialah:

Isim yang bukan mutsanna (tatsniyah), bukan jamak, bukan mulhaq jamak atau mulhaq tatsniyah dan bukan pula dari asmaul khamsah (isim-isim yang lima).
Contoh isim mufrad dengan perubahan secara lafazh:
= Zaid berdiri.
Contoh isim mufrad dengan perubahan secara perkiraan (taqdiri):
= seorang pemuda telah datang;
= Musa telah datang.
2. Jamak taksir, ialah:

Lafazh yang berubah dari bentuk mufradnya.
Contoh:
lafazh berubah menjad i ;
lafazh berubah menjadi ;
lafazh berubah menjadi
3. Jamak muannats salim, ialah:

Lafazh yang dijamakkan dengan memakai alif dan ta yang ditambahkan.
Contoh lafazh: bentuk tunggalnya: ; bentuk tunggalnya ; berasal dari dan
4. Fi'il mudhari', ialah:

Lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang.
Adapun contoh dari fi'il mudhari' yang bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, wawu jamak dan yang muannats mukhathabah adalah sebagai berikut:
  1. Yang bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, seperti:
  2. Yang bertemu dengan wawu dhamir jamak, seperti:
  3. Yang bertemu dengan ya muannats mukhathabah, seperti: .
  4. Yang bertemu dengan nun taukid tsaqilah, seperti: .
  5. Yang bertemu dengan nun taukid khafifah, seperti: . Semua tanda rafa' ini sebagai pengganti dhammah.
Kata nazhim:

Dhammah menjadi tanda rafa' pada isim mufrad, contohnya seperti: ; pada jamak taksir, contohnya seperti: asalnya ; pada Jamak muannats salim, contohnya seperti: ; dan pada semua fi'il mu'rab/mudhari', contohnya seperti: .
Lafazh yang di-rafa'-kan dengan wawu

Wawu menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada dua tempat, yaitu pada jamak mudzakkar salim dan asmaul khamsah (isim-isim yang lima).
Asmaul khamsah itu ialah:
= ayahmu; = saudaramu; = iparmu, atau mertuamu; = mulutmu; dan = yang mempunyai harta.
Maksudnya: wawu menjadi tanda bagi i'rab rafa' itu pada dua tempat, yaitu pada:
1. Jamak mudzakkar salim, seperti dalam contoh:
= Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (al-Mu'minun: 1)
= Zaid-Zaid itu telah datang.
2. Asmaul khamsah, yaitu lafazh: dan yang di-idhafat-kan kepada lafazh lainnya, seperti:
Apabila lafazh: tidak di-idhafat-kan, maka i'rab rafa'-nya dengan memakai dhammah. Namun bila di-idafat-kan kepada ya mutakallim wahdah, seperti: maka i'rab rafa'-nya bukan dengan wawu, melainkan dengan dhammah yang diperkirakan keberadaannya pada ya mati (yang di-sukun-kan).
Ta'rif atau definisi jamak mudzakkar salim

Lafazh yang menunjukkan bentuk jamak dengan memakai wawu dan nun pada huruf akhirnya, yaitu bila dalam keadaan rafa', sedangkan ya dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.
Contohnya seperti di bawah ini:
= Aku telah bersua dengan Zaid;
= Aku telah melihat Zaid;
= Zaid-Zaid itu telah datang.
Huruf wawu yang terdapat pada lafazh itu sebagai pengganti dhammah, sedangkan huruf nun-nya sebagai pengganti tanwin.
Kata nazhim:

Wawu pada jamak mudzakkar salim (menjadi alamat rafa'), seperti dalam contoh (orang-orang yang saleh itu adalah orang-orang yang mulia).

Perihalnya sama dengan yang dikemukakan pada asmaul khamsah, yaitu yang akan disebutkan secara berturut-turut.

Lafazh ; dan ketentuan i'rab-nya semua di-mudhaf-kan atau di-idhafat-kan dalam keadaan mufrad atau tunggal (bukan mutsanna dan bukan pula jamak) dan dalam keadaan mukabbarah (bukan mushaghgharah).
Lafazh-lafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai alif

Alif menjadi alamat bagi i'rab rafa' khusus pada isim tatsniyah.
Maksudnya: Alif menjadi tanda bagi i'rab rafa' itu hanya terdapat pada isim tatsniyah saja, seperti dalam contoh:
= dua Zaid itu telah datang;
= dua orang muslim itu telah datang;
= ini adalah dua buah kitab.
Isim tatsniyah, ialah:

Lafazh yang menunjukkan dua dengan memakai alif dan nun pada hurut akhirnya, yaitu bila dalam keadaan rafa', sedangkan ya dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.
Contoh yang di-nashab-kan, seperti:
= Aku telah melihat dua Zaid;
= Aku telah mengetahui dua orang guru.
Contoh yang di-jar-kan, seperti:
= Aku telah bertemu dengan dua Zaid;
= Aku telah belajar dari dua orang guru.
Alif sebagai pengganti dhammah, dan ya sebagai pengganti fathah atau kasrah, sedangkan nun sebagai pengganti tanwin.
Kata nazhim:

Dan pada mutsanna (isim tatsniyah) dengan memakai alif, contoh: = dua Zaid. (Alif-nya adalah alamat rafa').
Lafazh-Iafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai nun

Nun menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada fi'il mudhari' bilamana bertemu dengan dhamir tatsniyah atau dhamir jamak mudzakkar atau dhamir muannats mukhathabah.
Maksudnya: Nun menjadi tanda bagi i'rab rafa' itu pada fi'il mudhari' yang bertemu dengan dhamir tatsniyah, seperti:
= mereka berdua (laki-laki) sedang melakukan (sesuatu);
= kamu berdua sedang melakukan (sesuatu).
atau dengan dhamir jamak, seperti:
= mereka (laki-laki) sedang melakukan (sesuatu);
= kalian (laki-laki) sedang melakukan (sesuatu).
atau dengan dhamir muannats mukhathabah, seperti:
= kamu (seorang perempuan) sedang melakukan (sesuatu).
Kata nazhim:

Dan nun pada fi'il mudhari' yang telah diketahui (menjadi alamat i'rab rafa').

Yaitu dengan wazan yaf'alâni, taf'alâni (dhamir Mukhathabah) antumâ. Dan yaf'alûna, taf'alûna, disertai yaf'alâni dan taf'alâni.

Demikian pula dengan taf'alîna seperti halnya perkataan tarhamîna hâlî (kamu - seorang perempuan- kasih sayang kepada keadaanku). Wazan-wazan tersebut terkenal dengan sebutan af'âlul khamsah.
Kesimpulan:
  1. Tanda rafa' dengan alif hanya terdapat pada isim tatsniyah.
  2. Tanda rafa' dengan nun hanya terdapat pada af'âlul khamsah.